When I Was a Kids



English: 
  When I was 2 years old, I used to go with my mom to Jakarta, where my uncle and aunt lived there for 3 years. There, I played with my uncle and aunt's children. Sometimes I went on vacation with my mom, uncle, aunt, and cousin.

  When I was 5 years old after returning from Jakarta, I lived with my grandmother. I was always invited to go to the market every time my grandmother wanted to cook for the family at home. I am very happy to be invited to shop at the market because I love seeing fish sold in the market.
I was abandoned by my mother. Since this time I often cry and fear other people.

  1 year has passed, I am 6 years old where I have entered kindergarten. At first I was afraid to go to school because I was afraid to meet other people. But, after I thought going to school and meeting other people was not too scary. At that time I immediately had a lot of friends and play together. In kindergarten I also learn things like writing, reading, coloring, and others.

That's a brief story about when I was little.


Translate:
  Ketika saya masih kecil berumur 2 tahun, saya pernah ikut mama ke jakarta rumahnya paman dan bibi untuk tinggal disana selama 3 tahun.Disana, saya bermain dengan anak paman dan bibi saya.Sesekali juga saya pergi liburan dengan mama,paman,bibi,dan sepupu

  Ketika saya umur 5 tahun setelah pulang dari jakarta, saya tinggal bersama nenek.Saya selalu di ajak ke pasar setiap nenek saya ingin masak buat keluarga di rumah.Saya sangat senang jika diajak berbelanja ke pasar karna saya suka sekali melihat ikan yang dijual dipasar.
Saya sempat ditinggalkan oleh mama saya.Semenjak ini saya sering menangis dan takut pada orang lain.

  1 tahun berlalu, saya berumur 6 tahun dimana saya sudah masuk tk.Awalnya saya takut untuk bersekolah karna saya takut untuk bertemu dengan orang lain.Tetapi, setelah saya pikir bersekolah dan bertemu orang lain tidak terlalu menakutkan.Ketika itu juga saya langsung banyak mempunyai teman dan bermain bersama.Di tk saya juga belajar hal" seperti menulis,membaca,mewarnai,dan lain lain.

Itulah sekilas cerita tentang ketika saya kecil.

Postingan populer dari blog ini

cerpen 2 •haunted villas

Hai, nama aku Vara Alteza biasa nya dipanggil vara atau ra aja. Umurku 17 tahun sekolah di salah satu SMA di Jakarta. Aku suka healing, nginap bareng temen-temen, apalagi ke pantai karna bisa menghilangkan stress. Tapi, ada satu kejadian yang bikin trauma dan ga mau hal itu terjadi lagi. kejadiannya bareng temen-temenku. "Guys minggu depan healing yu, ke Bandung gas ga si mumpung udah libur semester".Ciara Ciara Zamela, panggil aja Cia dia hobi nya juga travelling dan orang nya sangat sangat royal. "Ayo lah, lagian udah lama kita ga jalan-jalan". Yura Ayura putri, biasa dipanggil URAAA hahaha engga gess panggilannya Yura tapi kalau mau manggil ura juga gapapa. Kalau dia pinter jangan ditanya lagi, paling dewasa dan hobinya nyanyi dimana-mana ada aja yang mau dinyanyiin. "Setuju" jawab Risa singkat. Risa Ajeng Anindhiya, kalau Risa orang nya cuek tapi dia yang paling care, dia orang nya berani banget kalo ada apa-apa pasti dia maju nomor satu. "Setuju ...
Baca selengkapnya

mama yang hebat

Mamaku adalah mama yang sangat hebat. Single mom, pekerja keras, menjadi tulang punggung keluarga, dan selalu sabar jika dihadangkan masalah.  Dahulu mamaku termasuk yang menikah di usia muda. Ketika diusia kandungan 7 bulan, papaku meninggal yang membuat mama drop dan saat itu pun sedang mengandung. Setelah beberapa minggu kepergian papaku mama mengalami pendarahan yang mengharuskan aku lahir sebagai anak prematur. Mamaku di rawat di rumah sakit selama 1 bulan dan aku harus ditunggu 2 bulan lagi karna harus di masukkan ke ruang inkubator. Setelah aku sedikit beranjak dewasa, mama sudah mencoba berbagai pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan kita. Sekarang mamaku bekerja buruh gosok. Mamaku pergi pagi untuk bekerja dan pulang ketika sore hari. Aku sering sendirian di rumah tetapi aku mengerti kalau mama jarang dirumah itu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Mama tidak pernah mengeluh, tidak pernah berbicara kata 'lelah' sedikitpun. mamaku selalu mengusahakan apa y...
Baca selengkapnya